Ada Apa dengan Cinta 2 (2016)

Keberanian untuk memaafkan dan menerima, menurut saya pesan yang ingin disampaikan oleh film ini sangat jelas. Dengan menggunakan rangkaian adegan yang manis dan memancing nostalgia serta bantuan tempat-tempat ikonik dan gambar-gambar yang memanjakan mata, Riri Riza seolah ingin menjewer Rangga yang pendendam dan Cinta yang tukang ngambek, memaksa mereka untuk berdamai. Rangga yang cenderung pengecut dan lebih suka bersembunyi di balik kata-kata manis dan kesendiriannya, akhirnya berani menghadapi “hantu-hantu” dalam hidupnya. Cinta yang cenderung moralis, saklek harus mengikuti norma benar-salah, akhirnya mau menerima ketidaksempurnaan untuk kembali merasakan keutuhan diri.

Rangga dewasa bagi saya jauh lebih menarik. Dia tetap penuh kejutan seperti dulu, tapi Rangga yang sekarang punya nyali. Berani salah, berani mengambil resiko, berani jujur, dan yang paling hebat, berani meminta.

Mengutip kata-kata Widya, salah seorang sahabat saya, “Riri Riza brengsek!” Saya setuju. Bukan karena plot yang lemah, nuansa komersil berlebihan, atau manisnya nostalgia yang membuat mesem-mesem. “Riri Riza brengsek!” karena berhasil menciptakan Rangga 2.0, Rangga yang utuh karena ketidaksempurnaannya. Rangga yang tidak bisa ditolak oleh perempuan mana pun.

Rangga, yang kamu lakukan ke saya itu… JAHAT!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: