Mencoba menghidupkan kembali blog yang mati suri, hari ini saya mencoba menulis kembali. Sudah lebih dari setahun sejak tulisan terakhir saya di muat di blog ini. Sesungguhnya saya rindu menulis. Tapi seringkali menulis jadi begitu menakutkan karena saya merasa harus menulis sebuah karya yang baik dan bermakna. Tapi mari sejenak lupakan rasa takut dan rasaContinue reading “The Bell Jar oleh Sylvia Plath”
Author Archives: inandira
Festival Cerita Jakarta 2017
Saya teringat perjalanan saya di pergantian tahun 2016 ke 2017. Di pelataran Candi Borobudur, menunggu tengah malam, saya berdiskusi dengan teman-teman saya Haruno Subiyanto Fariz Achmad Purnomosidhi Fitri Putranti M. Rendy Haruman mengenai harapan di tahun 2017. Setelah saya memaparkan segala kekhawatiran saya tentang berbagai macam hal dalam hidup ini, sebuah kalimat sederhana dilontarkan olehContinue reading “Festival Cerita Jakarta 2017”
Anxiety is a Disease of Doubt
Last night, I was just babbling to my partner about things that I knew the answer already, but still I was overthinking about it. I believe I have this anxiety disorder when it comes to relationship and commitment. I want to be in a steady and functional relationship so much, but in the same time,Continue reading “Anxiety is a Disease of Doubt”
Nasi Kuning Emak
“Emak sehat?” tanyaku. “Inggih” jawab Emak sambil tersenyum sopan. “Kerasan di kampung, Mak?” tanyaku lagi. “Inggih,” jawab Emak sambil mengangguk sopan. Kupandangi wanita tua di hadapanku dengan alis berkerut keheranan. Wanita ini memang Emak. Namun entah mengapa aku merasa asing dan tidak mengenalinya lagi. “Emak-e eling mboten karo kulo?” Apakah Emak ingat pada saya, tanyaku.Continue reading “Nasi Kuning Emak”
Cantik Itu Luka oleh Eka Kurniawan
Cantik itu Luka, mengkristalkan racauan menjadi simbol dan mencairkannya membali melalui pemahaman bebas tanpa batas Struktur Kalau di Manusia Harimau saya begitu terpukau dengan struktur penceritaannya yang disiplin meskipun mengular seperti labirin, di buku ini saya terpukau dengan struktur cerita yang mengalir dengan begitu organik. Dari A kemudian ke G, kembali ke C, lalu keContinue reading “Cantik Itu Luka oleh Eka Kurniawan”
Slamet Menempuh Hidup Baru
“When people are in close relationships, their self becomes intertwined with their partner’s self. We begin to think of a partner as a part of ourselves – confusing our traits with their traits, our memories with their memories, and our identity with their identity. When a relationship ends, the loss of a partner can, toContinue reading “Slamet Menempuh Hidup Baru”
Wregas Bhanuteja’s Short Movies
Menghibur saat ditonton, namun meninggalkan residu yang mengusik setelahnya. Menurut saya itu benang merah film-film pendek Wregas Bhanuteja. Penonton dibuat tertawa karena konyolnya realita yang terasa begitu dekat, namun lantas dipaksa berpikir. Tidak bisa tidak. Katanya, memang begitu karakter orang-orang di sekitar kita, terutama orang Yogya, tempat Wregas tumbuh besar, terbiasa melihat unsur komedi dalamContinue reading “Wregas Bhanuteja’s Short Movies”
Melihat Api Bekerja oleh M Aan Mansyur
Dalam pengantarnya untuk buku ini, Sapardi Djoko Damono memberikan penjelasan mengenai hubungan antara sastra, aksara, dan bunyi. Sastra adalah aksara, urusannya dengan mata. Berbeda dengan bunyi yang kita dengar melalui telinga. Tapi puisi dapat membuat kita ‘melihat’ bunyi. “Aksara ternyata tidak pernah bisa mengubur bunyi: kita cenderung melisankan kembali apa yang sudah kita ubah menjadiContinue reading “Melihat Api Bekerja oleh M Aan Mansyur”
Kerumunan Terakhir oleh Okky Madasari
Seperti biasa, karya-karya Okky Madasari selalu berhasil menggelitik kesadaran sosial kita tentang isu-isu yang terjadi di masyarakat. Kali ini tentang kegelisahan terhadap teknologi, identitas, eksistensi dan keberartian seseorang yang hidup di dua dunia, nyata dan maya. Banyak hal yang akrab dan dekat dengan pengalaman sehari-hari, namun banyak pula hal asing yang cukup menarik dan mengundangContinue reading “Kerumunan Terakhir oleh Okky Madasari”
Puncak yang Sekali Saja
Pendakian Semeru, Mei 2015 bagian ketiga (tamat) Malam ini, untuk mengumpulkan potongan-potongan cerita perjalanan Semeru, perjalanan yang kata Fariz memulai segalanya, saya harus meruntun arsip media sosial media saya hingga 12 bulan lalu. Ingatan saya memang kurang bisa diandalkan. Baru saja saya mendapatkan koreksi dari Delta, yang dari dulu memang selalu awas terhadap hal-hal yang rinci.Continue reading “Puncak yang Sekali Saja”