Slamet Menempuh Hidup Baru

“When people are in close relationships, their self becomes intertwined with their partner’s self. We begin to think of a partner as a part of ourselves – confusing our traits with their traits, our memories with their memories, and our identity with their identity. When a relationship ends, the loss of a partner can, toContinueContinue reading “Slamet Menempuh Hidup Baru”

Puncak yang Sekali Saja

Pendakian Semeru, Mei 2015 bagian ketiga (tamat) Malam ini, untuk mengumpulkan potongan-potongan cerita perjalanan Semeru, perjalanan yang kata Fariz memulai segalanya, saya harus meruntun arsip media sosial media saya hingga 12 bulan lalu. Ingatan saya memang kurang bisa diandalkan. Baru saja saya mendapatkan koreksi dari Delta, yang dari dulu memang selalu awas terhadap hal-hal yang rinci.ContinueContinue reading “Puncak yang Sekali Saja”

Halo, Semeru!

Pendakian Semeru, Mei 2015 bagian kedua Tepat pukul 15.15 kereta kami berangkat. Bergerak menjauhi Stasiun Pasar Senen. Meninggalkan Mas Basuki yang pastinya kesal dan kecewa. Meskipun sering mengomel karena metode transportasi di negeri ini sering terlambat dan tidak tepat waktu, namun kali ini ada rasa sesal, mengapa ketika butuh waktu, kereta ini berangkat dengan sangat tepatContinueContinue reading “Halo, Semeru!”

Sebuah Sore di Stasiun Pasar Senen

Pendakian Semeru, Mei 2015 bagian pertama Pagi ini, seorang teman, Fariz namanya, mengirimkan sebuah pesan, “Sudah setahun, Si Semeru. Trip yang memulai segalanya”. Saya yang baru bangun tidur, belum sadar benar, hanya menjawab seadanya. Namun, tidak bisa tidak, pikiran saya kemudian berjalan-jalan mengunjungi rincian kejadian yang terjadi di bulan Mei setahun yang lalu. Saya teringatContinueContinue reading “Sebuah Sore di Stasiun Pasar Senen”